Sabtu, Januari 17, 2009

AUDIT APBD

INDONESIA BERSIH DARI KORUPSI
Kata Kunci : Sebelim disahkan, Anggran Pendapatan dan Belanja Daerah harus diaudit
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah salahsatu dari sekian penyebab terjadinya Korupsi di daerah. Korupsi yang terencana dimulai dari pengkondisian APBD yang tidak sesuai / tidak wajar yang sengaja dilakukan oleh pihak-pihak tertentu (melalui penyusun anggaran) yang nantinya dapat dipakai sbg tindak lanjut korupsi melalui pengadaan barang dan jasa daerah serta korupsi atas penggelapan potensi pendapatan daerah. Istilah diatas biasa disebut dengan markup anggaran, kalau kita mencermati anggaran yang disusun oleh pemerintah daerah kita akan dapat menemukan banyak sekali kejanggalan-kejanggalan khususnya untuk mata anggaran yang tidak terukur secara kwantitatip seperti anggaran Pelatihan, seminar, Monitoring dan evaluasi dll. Pos-pos pengeluaran yang biasa dipakai dalam markup biasanya meliputi jumlah peserta, jumlah jam pelatihan, tarip Hotel, tarip konsultan dan beberapa pengeluaran lain yang sulit untuk diukur. Demikian juga untuk anggaran proyek yang terkadang dibuat tidak melalui pengkajian luas proyek, spesifikasi dan kualitas bahan (biasanya dibuat menyusul menyesuaikan anggaran), dan justru yang seperti ini rawan penyimpangan.

Sebuah Opini


Tidak tersedianya data yang valid juga mengakibarkan pembuatan anggaran pendapatan sedikit ngawur, khususnya anggaran pendapatan yang terkait dengan Parkir, Retribusi Pasar, dan Retribusi Kebersihan serta Pajak-pajak daerah.

Oleh sebab itu saya mengusulkan untuk diadakan Audit APBD sebagai alat pengendali Korupsi di Daerah. Melalui audit APBD oleh pihak independen, maka akan dapat dihasilkan suatu analisa perhitungan APBD sesuai dengan nilai yang wajar. Audit APBD meliputi serangkaian prosedur audit dengan memberikan tolakukur yang objektive dan pengujian yang terstruktur. Audit juga akan menguji asumsi-asumsi yang dipakai dalam penyusunan APBD serta faktor-faktor yang yang menjadi landasan pengukurannya.

Audit anggaran akan lebih efektif dan terukur dibanding dengan pengawasan Penyusunan APBD dengan mengikuti setiap pembahasan-pembahasan penyusunan APBD dalam rapat Dewan yang pernah diwacanakan oleh KPK.

Melalui audit anggaran, maka kegiatan – kegiatan baik rencana pendapatan maupun belanja yang mempunyai kecenderungan bersifat koruptif dapat dicegah dan terdeteksi, melalui serangkaian pengujian yang terencana dan terukur.

Baca Selengkapnya....

Sabtu, Januari 10, 2009

MARKETING CALEG PEMILU 2009



STRATEGI MARKETING CALEG UNTUK MEMPEROLEH SUARA TERBANYAK DALAM PEMILU 2009

Pemilu anggota legislatip tinggal 89 hari, para kandididat yang sudah dinyatakan dalam daftar calon tetap harus segera dan segera bertindak untuk mempromosikan dirinya, programnya dan mempopulerkan wajahnya kepada calon pemilih. Memanfaatkan waktu yang tinggal kurang dari tiga bulan ini manejadi seni tersendiri dalam mempengaruri pemilih.
Disini, saya coba untuk memberikan panduan strategi mengadopsi strategi kemengan Barack Obama seperti yang pernah diulas oleh Sdr. Olla Chas dalam Majalah SWA on line tanggal 04 desember 2008. ” Dunia menyambut gembira kemenangan Barack Obama sebagai presiden ke-44 Amerika Serikat (AS) pada 4 November 2008. Yang terbukti berperan besar dalam keberhasilan Obama adalah strategi marketing komunikasi kampanyenya yang ”menggigit”, inspiratif, inovatif, dan berkesinambungan. Begitu sukses taktik Obama itu, sehingga The Advertising Age dan American Marketing Association menobatkannya sebagai “Marketer of the Year” beberapa minggu sebelum hari pemilihan umum dilaksanakan.”

Strategi Barack Obama seperti yang diulas oleh Olla Chas dapat diterapkan untuk para Caleg dalam menghadapi Pemilu 2009 antara lain sebagai berikut :

1. Pemilihan Pesan dan Audiens yang Tepat Sasaran
Caleg harus mampu memilih tema yang tepat dalam kampanyenya, beberapa persoalan dalam masyarakat seperti masalah ekonomi, pendidikan, pengawasan pemerintahan yang bersih dan banyak lagi tema lainnya harus dapat dipilih secara tepat. Caleg dapat menyampaikan berbagai tema untuk sasaran audiens yang berbeda-beda, misalnya tema ekonomi dan keuangan daerah disampaikan kepada kalangan pengusaha atau para akademisi dan sebaliknnya tema-tema ringan yang terkait dengan kesejahteraan keluarga dapat disampaikan ke kelompok warga, ibu-ibu PKK dll. Intinya adalah pilihan tema yang tepat dan disampaikan kepada sasaran audiens yang tepat sesuai dengan tema tersebut, jangan membuat tema-tema yang berat seperti stabilitas Ekonomi dan politik disampaikan kepada asosiasi tukang becak.
Tema pesan harus selalu up to date yang terkait dengan tema-tema yang dihadapi oleh masyarakat setiap hari, akan tetapi tema-tema yang terkait dengan pemberantasan korupsi dan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan berwibawa sepertinya langi ngetren, akan tetapi kemaslah tema tersebut dan disampaikan dengan bahasa yang berbeda-beda untuk sigmen audiens yang berbeda pula.

2. Konsisten Melakukan Branding
Branding perlu diciptakan dan kemudian secara terus menerus dibangun, cara-cara yang kreatip melalui kegiatan-kegiatan yang spesifik yang dapat membentuk ciri kas caleg ataupun pemilihan slogan-slogan menarik sangat diperlukan. Setelah model atau slogan dipilih sampaikan secara rutin dan konsisten kepada masyarakat.

3. Inspiratif
Gaya Obama yang Inspiratif seperti cara bicara yang karismatik, tenang, dengan tutur kata dan intonasi suara yang teratur dan baik serta sikapnya yang selalu memperlihatkan penghargaan dan atensi penuh kepada audiensnya telah sukses membentuk dan membangun citra Obama yang credible, inspiring, dan presidensial di mata publik. Obama terlihat tegas, tanggap, dan cerdas dalam semua debat kepresidenan ataupun dalam menjawab berbagai concerns dari publik dan media. Kesemuanya itu merupakan salah satu keberhasilan Obama dalam pemilihan Presiden AS. Para Caleg dapat meniru gaya obama tersebut, akan tetapi perlu diingat bahwa sikap tersebut tidak mudah untuk ditiru kalau memang tidak berasal dari karakter caleg itu sendiri. Akan tetapi para Caleg dapat menampilkan sikap lain yang mampu memberikan inspiratip kepada calon pemilih.

4. Optimalisasi Internet, Social Media, dan Teknologi sebagai Jalur komunikasi
Saat ini dapat dikatakan bahwa media internet merupakan media publikasi yang sangat murah, para caleg dapat memanfaatkan teknologi internet untuk sarana publikasi, sebaiknya buatlah halaman WEB/Blog dengan contents yang menarik, tidak harus berisi dengan program-program caleg, akan tetapi dapat diisi dengan tulisan-2 yang menarik seperti tulisan tentang masalah software, masalah lowongan pekerjaan, atau WEB yang berisi tentang hiburan atau melalui forum Frenster atau facebook dll. Selain teknologi Internet publikasi melalui Poster dan spanduk perlu dilakukan selain media elektronik. Akan tetapi untuk saat ini media pertemuan-pertemuan langsung dengan calon pemilih dalam forum-2 ditingkat RT/RW, PKK, Posyandu, DasaWisma masih sangat efektive selain sangat murah, satu lagi sarana promosi yang sangat efektive adalah memanfaatkan vasilitas SMS akan tetapi sarana ini membutuhkan biaya yang sangat banyak.

5. Pemanfaatan Media yang Strategis
Obama sukses membelanjakan dananya untuk iklan prime time ke 4 stasiun televisi terkenal selama 30 menit secara terus menerus 6 hari menjelang pemilihan dan sempat menjadi pembicaraan di dunia terkait besarnya belanja iklan tersebut. Untuk para Caleg tidak perlu meniru gaya obama tersebut karena jelas akan menguras kocek yang sangat besar.
Media pertemuan dengan calon pemilih saat ini masih sangat cocok untuk ajang promosi Pemilu 2009, beberapa kegiatan dapat dipilih seperti, melakukan jalan sehat rutin setiap minggu dari kampung, ke kampung, pertemuan dengan RT, Pengajian rutin, datang ke kegiatan rutin PKK, Dasa Wisma, atau bakti sosial atau masuk pada komunitas-komunitas tertentu seperti komunitas Senam / fitnes, komunitas pecinta sepeda santai, komunitas pecinta alam dll.

Demikianlan strategi pemasaran untuk para Caleng mengikuti faktor-faktor strategi Barack Obama menurut analisa Olla Chas yang pernah diterbitkan dalam majalah SWA. Mudah-mudahan strategi tersebut dapat bermanfaat untuk para Caleg dalam memperkenalkan diri kepada calon pemilih.

Baca Selengkapnya....

Rabu, Januari 07, 2009

FILOSOFI AUDIT




Oleh : Yusuf Sofyan

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Auditing adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seseorang yang kompeten dan independen untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi dimaksud dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan (Arens & Leobbecke ; 1998) sedangkan menurut R.K Mautz,Husain A sharaf ;1993 mendefinisikan auditing sebagai rangkaian praktek dan prosedur, metode dan teknik, suatu cara yang hanya sedikit butuh penjelasan, diskripsi, rekonsiliasi dan argumen yang biasanya menggumpal sebagai teori. Selanjutnya Mulyadi & Kanaka Puradiredja (1998) mendifinisikan auditing adalah proses sistematis untuk mempelajari dan mengevaluasi bukti secara objektip mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.
Pembicaraan mengenai auditing selalu dikaitkan dengan keberadaan profesi Akuntan Publik, yang dikenal oleh masyarakat sebagai penyedia jasa audit laporan keuangan kepada pemakai informasi keuangan. Para praktisi dan pendidik terkadang timbul suatu pertanyaan teori apakan sebenarnya yang melatar belakangi auditing. Literatur-literatur yang terkait dengan auditing lebih banyak didominasi oleh pembicaraan yang terkait dengan praktek dan teknik audit. Dan sedikit sekali literatur profesional yang mengulas mengenai teori auditing.
Beberapa masalah-masalah dalam auditing sampai saat ini masih menjadi bahan perdebatan dan tidak kunjung terpecahkan, misalnya apakah tes dan pengambilan sampel yang biasa dipakai auditor kurang dalam menjustifikasi opininya ?, masalah independensi auditor dan kepentingan auditor terhadap audit fee. Tidak hanya layanan auditor saja yang menjadi perdebatan akan tetapi juga menyangkut tanggung jawab kinerja dan fungsi historisnya. Bagaimana kedudukan auditor mengenai kewajiban untuk mengungkapkan pelanggaran hukum oleh klien, terlebih lagi peranan auditor dalam pelanggaran hukum klien yang sampai saat ini masih diperdebatkan.
Pembicaraan mengenai teori auditing sebenarnya tidak dapat dilepaskan dari sejarah auditing itu sendiri. Auditing pada awalnya dikembangkan sebagai sebuah prosedur dengan pengecekan yang detail sehingga kelihatannya teori tidak diinginkan dan diperlukan, Para auditor jaman dahulu hanya terdorong untuk menginfestigasi kecocokan hal-hal yang diinfestigasi dengan model atau standar, hal ini tidak beda jauh dengan kondisi pada saat ini. Akan tetapi apakah hal demikian benar ?
“ Kami berpendapat bahwa ada teori auditing, yang terdiri dari sejumlah asumsi dasar dan suatu kerangka dari ide-ide yang terintegrasi, pemahaman yang akan banyak membantu secara langsung dalam pengembangan dan praktek seni auditing. Lebih jauh lagi kami percaya,yang akan kami usahakan untuk mendukung kepercayaan kami ini dibagian-bagian berikut, bahwa pemahaman mengenai teori auditing dapat membawa kita ke solusi yang paling masuk akal dari masalah-masalah yang paling tidak menyenangkan yang dihadapi oleh auditing saat ini” (Mautz, R. K., and Hussein A. Sharaf ; 1961)
Selama bertahun-tahun auditing sibuk menyiapkan kelahirannya dan diterima jika selama bertahun-tahun itu hanya sedikit waktu untuk introspeksi, namun ketika suatu teori menjadi semakin matang maka waktu instrospeksi yang dibutuhkan semakin berkurang. Sungguh ada sesuatu yang tidak layak mengenai profesi dengan tidak ada dukungan yangterlihat dalam bentuk struktur teori yang komprehensip dan terintegrasi, maka diperlukan Filosofi Auditing.
file lengkap (pdf) download disini

Baca Selengkapnya....

GRATIS PENYIMPANAN FILE DI INTERNET