Seperti biasa, media Indonessia
selalu latah membahas berita2 hot dan sensasional sampai-sampai lupa dengan
berita lain yang nggak kalah penting di negeri ini. Bahasa “Toilet” ahok telah
menyedot perhatian dan rame diperdebatkan di
SOSMED, seperti ada mainan baru dan berita yang menguntungkan.
Bahasa Toilet dan juga bahasa binatang sebenarnta merupakan bahasa
sehari hari di masyarakat (kadang kita pun nggak sadar) tapi menjadi menarik
tatkala itu diucapkan Ahok dalam perseteruannya dengan DPRD DKI Jakarta, yang
menurut ahok dan sebagian besar masyarakat mereka bagian dari begal-begal APBD.
Bukan masalah pantas atau tidak pantas bahasa toilet itu diucapkan oleh pemimpin sekelas Ahok, akan tetapi perlu atau tidak bahasa Toilet itu diucapkan.
Menurut saya bahasa itu wajar
saja dilontarkan Ahok sebagai PELURU dan
senjata dalam misinya memberantas Begal APBD
(istilah populernya untuk Koruptor APBD) buktinya kalau ahok ngomongnya
lemah lembut maka misi itu tidak akan pernah tercapai dan terbukti bahasa
Toilet Ahok menghentalk seluruh lapisan masyarakat untuk berkomentar dan lambat laun mengerti
duduk permasalahan sebenarnya dalam kisrus APBD DKI Jakarta.
PELURU, ya itulah Ahok sebagai
peluru sekaligus Korban dalam penegakan Korupsi (apapun tujuannya) dengan
peluru itu Ahok mampu membangkitkan rasa solidaritas masyarakat yg sudah muak
dengan merajalelanya korupsi di
Indonesia. sebagai Korban, ahok telah mengorbankan jabatan dan
kenyamanannya sebagai gubernur. Suatu
ketika apabila pemberantasan korupsi ala Ahok berhasil dan menjalar ke daerah2
lainnya, tidak menutup kemungkinan rakyat akan menganugrahkan gelar Pahlawan
Anti Korupsi kepada Ahok. Tapi sebaliknya kalau tidak berhasil maka Ahok akan
menjadi pecundang dan penjahat (seperti halnya nasip AS dan BW di KPK) dan para
koruptor akan bersorak sorai kegirangan.
Jadi meskipun secara hati kecil
saya juga ngk setuju dengan bahasa toilet Ahok, akan tetapi saya memberikan
apresiasi kepada Ahok yang telah bersedia sebagai PELURU dan KORBAN dalam
penegakan korupsi di Indonesia. Tanpa bahasa Toilet Ahok maka ngggak rakyat
bersatu dan sadar bahwa selama ini APBD dan APBN kiata telah bocor rata 20%. Dengan
bahasa Toilet Ahok, polisi juga
tertantang untuk mengusut kasus korupsi, Rakyat jadi melek proses pembahasan
RAPBD yang selama ini penuh dengan persengkongkolan.
Buat ahok teruskan meluncurkan PELURU lainnya dalam penegakan
Korupsi (saya nggk peduli tujuanmu apa) tapi saya yakin Anda sudah mempertimbangkan
resikonya. Perubahan memang memerlukan
pengorbanan dan kamulah nanti sebagai Korbannya.
Yss